A.
VIKTOR FRANKL
Pencetus logoterapi adalah Viktor Frankl, istilah
logoterapi itu sendiri berasak dari dua kata, yakni logos dan terapi (therapy)
, yakni suatu terapi yang berani menembus dimensi spiritual dari keberadaan
manusia. Ketika Perang Dunia ke II pecah tahun1942, Frankl bersama istri dan
orangtuanya termasuk salah satu dari
ribuan warga Yahudi yang ditahan oleh tentara Nazi, dan dimasukan ke dalam kamp konsentrasi.
B.
Awal Munculnya Gangguan
Di dalam Kamp-konsentrasi itulah Frankl menyaksikan para tahanan disiksa, di teror, dan di bunuh
secara kejam. Ia sendiri mengalami
penderitaan yang luar biasa. Walaupun demikian, di dalam keterbatasannya sebagai manusia,
Frankl berusaha turut meringankan
penderitaan sesama tahanan, baik secara medis maupun
secara psikologis. Frankl membesarkan hati mereka yang putus asa dan membantu menunjukkan
hikmat dan arti hidup, walaupun
mereka dalam keadaan menderita. Di dalam pengamatan
Frankl melihat bahwa dalam keadaan yang mencekam
dan sarat dengan penderitaan, ada sebagian tahanan yang tepat menunjukkan sikap tabah,
bertahan, dan bahkan berusaha
membantu sesama tahanan. Namun, di lain pihak, sebagian
besar tahanan mengalami putus asa, apatis dan kehilangan
semangat hidup; tidak jarang mereka melakukan bunuh diri guna membebaskan diri dari
penderitaan.
C. Prinsip dan Konsep
Dasar
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis
menekankan pentingnya kemauan
akan arti. Tentu saja ini merupakan kerangka, di
dalamnya segala sesuatu yang lain diatur. Frankl berpendapat bahwa manusia harus dapat menemukan
makna hidupnya sendiri dan
kemudian setelah menemukan mencoba untuk memenuhinya. Bagi Frankl setiap kehidupan mempunyai
makna, dan kehidupan itu
adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah prinsip utama teori Frankl
yang dinamakan Logoterapi.
Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yakni kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna,
dan
makna hidup. Kata
“logo” berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti makna atau meaning dan juga
“rohani”. Adapun kata “terapi” berasal dari bahasa Inggris therapy yang artinya
penggunaan teknik-teknik menyembuhkan
dan mengurangi suatu penyakit. Jadi, kata logoterapi
artinya
penggunaan teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu
penyakit melalui penemuan makna
hidup.
D.
TUJUAN LOGOTERAPI
Tujuan
logoterapi menyangkut beberapa hal. Terapis pertama-tama harus memperlebar dan
meperluas medan visual dari pasien sehingga seluruh spectrum makna dan
nilai-nilai disadari dan kelihatan
olehnya. Dengan demikian, usaha pasien untuk berpusat pada dirinya sendiri
dipecahkan karena ia dikonfrontasikan dengan dan diarahkan kepada makna
hidupnya. Pemenuhan diri sendiri hanya bisa tercapai sejauh manusia telah
memenuhi makna konkret dari eberadaan pribadinya
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES TERAPI
Terdapat
4 langkah dalam proses logoterapi antara lain :
1.
Menghadapi situasi itu
2.
Kesadaran akan simtom
3.
Mencari penyebab
4.
Menemukan hubungan antara penybab
dan simtom
1. Menghadapi
Situasi Itu.
Diagnosis yang tepat merupakan langkah
pertama dalam terapi dan merupakan sesuatu yang penting. Seluruh gangguan fisik
pasien merupakan faktor-faktor fisik, psikologis, dan spiritual. Tidak ada
neurosis somatogenik, psikogenik, noogenik saja.. tujuan diagnosis adalah menentukan
sifat dari setiap faktor dan mengindentifikasi faktor manakah yang dominan.
Apabila faktor fisik yang dominan, maka kondisi itu disebut psikosis,dan
apabila faktor psikologis yang dominan maka kondisi tersebut adalah neurosis.
Sebaliknya, apabila faktor spiritual yang dominan maka kondisi tersebut adalah
neurosis noogenik.
2. Kesadaran
akan Simtom.
Dalam
menangani reaksi-reaksi neurosis psikogenik, logoterapi diarahkan bukan pada
simtom-simtom dan bukan juga pada penyebab psikis, melainkan sikap pasien
terhadap simtom-simtom tersebut. Dalam mengubah sikap pasien terhadap
simtom-simtom itu, logoterapi benar-benar merupakan suatu terapi yang
personalistik.
3. Mencari
Penyebab
logoterapi
adalah suatu terapi khusus bagi frustasi eksistensial (kehampaan eksistensial)
atau frustasi terhadap keinginan akan makna. Kondisi-kondisi ini jika
menghasilkan simtom-simtom neurotic, maka disebut neurosis noogenik.
Logoterapi
berurusan dengan penyadaran manusia terhadap tanggung jawabnya karena tanggung
jawab merupakan dasar yang hakiki bagi keberadaan manusia. Tanggung jawab
berarti kewajiban, dan kewajiban tersebut hanya dapat dipahami dalam kaitanya
dengan makna, yakni makna hidup manusia. Jadi, logoterapi berkenaan dengan mana
dalam berbagai aspek dan bidang-bidangnya. Makna keberadaan itu dapat berupa
makna hidup dan mati.
4. Menemukan
Hubungan antara Penyebab dan Simtom
Neurosis
kecemasan dan keadaan fobia ditandai oleh kecemasan antisipatori yang
menimbulkan kondisi yang ditakuti pasien. Terjadinya kondisi tersebut kemudian
memperkuat kecemasan antisipatori yang mengakibatkan lingkaran setan sehingga
pasien menghindar atau menarik diri dari situasi-situasi tersebut, dimana ia
merasakan bahwa kecemasanya akan terjadi. Dalam kasus-kasus yang menyangkut
kecemasan antisipatori, teknik logoterapi yang disebut intense paradoksikal (paradoxical intention) sangat berguna.
F.
TEKNIK LOGOTERAPI
Dijelaskan dalam Semiun (2006) teknik-teknik logoterapi
terdiri atas intensi paradoksikal, Derefleksi dan Bimbingan Rohani.
1.
Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana klien
diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang
dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan
menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih
daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu
reorientasi eksistensial. Menurut logoterapi disebut antagonisme psikonoetik
yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya
tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri.
2).
Derefleksi
Frankl (dalam Semiun, 2006) percaya, bahwa sebagian besar
persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri.
Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang
lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik
tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan
perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
3).
Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan
terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang
tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya
dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu
didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif
terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan
tersebut.
G. Contoh Kasus
YS adalah oramg-orang yang pada awalnya
memiliki bagian tubuh yang utuh yang tidak kekurangan sama sekali. Lalu YS
mengalami kecelakaan sehingga beberapa bagian dari tubuhnya hilang atau
diamputasi. Seketika mereka syok karena beberapa bagian dari tubuh YS tidak
bekerja secara sempurna seperti biasa. YS depresi, trauma, marah,
tidak dapat menerima keadaan sampai salah satu dari mereka ingin bunuh
diri karena merasa dirinya sudah
tidak berguna lagi. Subjek sangat marah hingga memutuskan
berhenti berhubungan seksual dengan istri. Subjek menjadi lebih tertutup dari
teman-temannya bahkan keluarganya. Subjek sangat merasa depresi dan shock
hingga sangat membutuhkan banyak bantuan.Tidak hanya itu YS merasa kejadian yang ia alami adalah kesalahan dari
Tuhan, dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya.
Pembahasan
Untuk
menerapi YS langkah pertama yang Intensi Paradoksikal. Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana YS diajak melakukan sesuatu yang
paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi YS diajak mendekati dan mengejek
sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Yang kedua Derefleksi Frankl percaya, bahwa sebagian besar
persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri.
Oleh sebab itu
YS tidak boleh berfokus pada kejadian yang dialaminya tetapi bukan berarti
menghindari masalah tersebut. Misalnya mengalihkan perhatian
dari diri sendiri dan mengarahkannya pada sesuatu yang disenangi oleh YS
sendiri. Dan yang terakhir Bimbingan
Rohani. Bimbingan rohani adalah metode yang
khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada
penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak
dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode
ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan
sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik
penderitaan tersebut. YS harus berfikir kalo kecelakaan yang dialami adalah
murni kecelakaan yang tidak bisa menyalahkan Tuhan sebagai penyebabnya. Tetapi seharusnya
YS percaya kalo kecelakaan ini akan membuat YS lebih baik lagi dari pada
sebelumnya. Dan percaya kalo Tuhan akan membantu setiap masalah yang dihadapi
oleh YS sendiri.
Frankl
menyatakan bahwa makna hidup bersifat unik sebagai momen pribadi. Setiap
situasi serta setiap kejadian selalu dapat menghadirkan suatu tantangan kepada
individu untuk mengungkap dan menjadikan makna. Melalui peristiwa kecelakaan yang
terjadi dan mengakibatkan cacat fisik permanen pada subjek terlihat bahwa makna
hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan walaupun pada keadaan penderitaan
sekalipun.
daftar pustaka
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Ebook. Yogyakarta:
Kanisius
Kuswara, E., (1992). Logoterapi
Psikoterapi Viktor Frankl.Jakarta:Erlangga
Willis, S.,(2004).Konseling
Iniviual Teri dan Praktek. Bandung;Anggota IKAPI
Kanisius., (1997). Mengenal
Teori Kepribadian Mutakhir. Yogyakarta; Anggota IKAPI
penulisan ini juga di tulis oleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar